saya adalah blogger pemula yang kebanyakan artikel disini adalah hasil surfing yang saya kopas, kebanyakan artikel yang saya kopas adalah artikel yang menurut saya pantas dan informatif sebagai pengetahuan tambahan. semoga artikel-artikel yang ada di blog yang sudah saya buat ini dapat sedikit membantu dan bermanfaat bagi saya dan para pengunjung sekalian. Terimakasih.

Minggu, 08 Mei 2011

Home » » Informasi Data Teknis Motor

Informasi Data Teknis Motor

H O N D A
1. Hijau=
(-)massa,berlaku utk semua negatif
2. Merah=
aki
3. Hitam=
kunci kontak
4. Putih=
alternator pengisian,lampu dekat
5. Biru=
lampu jauh
6. Abu-abu=
Flaser
7. Biru laut=
Sein kanan
8. Oranye=
Sein kiri
9. Coklat=
Lampu kota
10. Hitam-merah=
Spul CDI
11. Hitam-putih=
Kunci kontak
12. Hitam-kuning=
Koil
13. Biru-kuning=
Pulser CDI
14. Hijau-kuning=
Lampu rem
15. Kuning=
Arus beban ke saklar lampu


Y A M A H A

1. Hitam=
(-)Massa,berlaku utk semua negatif
2. Merah=
Arus positif dari aki
3. Kuning=
Lampu depan jauh
4. Hijau=
Lampu depan dekat
5. Coklat=
Sein kiri
6. Hijau=
Arus beban(penerangan dll)
7. Putih-merah=
Pulser CDI
8. Hijau-hitam=
Rem


S U Z U K I
1. Hitam-putih=
(-)Massa, berlaku utk semua negatif
2. Putih-merah=
Pengisian dari magnet
3. Kuning-putih=
Utk penerangan
4. Merah=
Aki
5. Oranye=
Kunci kontak
6. Abu-abu=
Lampu belakang
7. Putih-hitam=
Lampu rem
8. Hijau muda=
Sein kanan
9. Hitam=
Sein kiri
10. Kuning-putih=
Lampu depan
11. Putih-biru=
Koil ke CDI
12. Pulser CDI(Biru-kuning)


K A W A Z A K I
1. Hitam-kuning=
(-)kabell massa, utk semua negatif
2. Putih-merah=
Aki
3. Merah-hitam=
Lampu depan jauh/dim
4. Merah-kuning=
Lampu dekat
5. Abu-abu=
Sein kanan
6. Hijau=
Sein kiri
7. Biru=
Lampu rem
8. Merah=
Lampu belakang
9. Coklat=
Klakson

CMIIW. . .


Cara membaca kode busi

Memilih busi, ternyata tak boleh asal. Pasalnya piranti ini punya kode-kode khusus yang biasa tertulis di samping luar keramik yg berwarna putih. Di simbolkan dg huruf & angka yg menunjukkan tipe & jenisnya.
Biar gk bingung kita pelajari cara bacanya:
Contoh NGK BP6HS
*B: diameter ulir
-A: 18mm
-B: 14mm
-C: 10mm

*P: ciri struktur
-P: ujung insulator menonjol
-R: tipe resistor
-M: tipe kompak
-U: tipe surface discharge
Untuk tipe R,M,U aku gk tw artinya.

*6: angka tingkat panas
-2,3,4,5,6,7: tipe panas
-8,9,10,11,12: tipe dingin(cold type)
Khusus busi Champion, makin rendah angka yg tertera, malah kian dingin

*E: panjang ulir
-E: 19mm(3/4")
-F: tipe dudukan kronis
.A-F: 10,9mm
.B-F: 11,2mm
.SM-F: 7,8mm
.SE-F: 17,5mm
*H :12,7mm(1/2'')
*L :11,2mm(7/16'')

*S :ciri struktur
-S :inti elektroda tengah dari tembaga
-C :tipe kompetisi
-F :dudukan kronis
-N : busi balap, dg elektroda Nickel
-P : elektroda Platina
-V : elektroda halus
-W : elektroda Wolfram
-X : series gap
-Y : v-power

Busi ada 2 macam, yaitu; tipe panas & tipe dingin
-Busi dingin di ciptakan agar pengeluaran panas mudah terjadi, utk mencegah pembakaran dini, dan biasanya punya hidung insulator pendek.
Busi jenis ini cocok utk kompresi dan rpm tinggi(Racing)

Busi panas di buat utk mempertahankan panas pd ujung insulator yg bersuhu tinggi. Sehingga mudah membakar oli & endapan Carbon, insulatornya lebih menonjol yg berfungsi sbg pelepas panas


STANDAR KUALITAS OLI

Mengukur kualitas oli bisa dilihat dari kualifikasi API Service(American Petroleum Institute).
Untuk mesin bensin di mulai dg kode SF, SG, SH, SJ dan SL
Huruf (S) berarti ''Spark''/mesin bensin. Semakin tinggi tingkat kode API-nya, kualitas kontrol buih & viscocity shear loss (ketahanan geseknya) lebih baik dari tingkat di bawahnya.

Untuk mesin diesel, kode API service di awali huruf C (Commercial). Di pasar beredar API Service CD, CE, CF, CG, CH, sampai CJ.
Tipe (CH & CJ) punya kemampuan lebih bagus.
-untuk transmisi, kode pelumasnya GL (Gear Lubricant)
Pada pelumas transmisi hanya mumpuni mencapai SAE 90.
-GL5 utk gardan dan transmisi
-GL4 utk transmisi saja.

Viskositas/kekentalan pelumas

Pada saat mengganti oli, pada kemasannya tertera SAE (Society of American Engineers) yg menunjukkan tingkat kekentalan oli. Lalu bagaimana cara memilihnya?
Simpel saja, kalau mesin anda sudah mengadopsi teknologi baru seperti katup hidraulis, transmisi automatic/triptonic, turbo, dapat memilih pelumas yg encer di bawah SAE 20W-50. Sebut saja 10W-40, 5W-30. Pelumas jenis ini mampu bersirkulasi lancar melalui celah-celah sempit pd mesin yg sulit dijangkau.
Sebaliknya kalau mesin masih menganut teknologi lama, sebaiknya pake yg lebih kental seperti 20W-50, 20W-40, 15W-50, 10W-50.
W=Winter(cuaca)
Oli di atas kerap disebut oli jenis multigrade, karena kekentalan olinya dpt menyesuaikan suhu.
-ilustrasinya sbb:
Contoh: Utk 20W-50, pelumas ini dpt dipake pd kondisi W; winter(cuaca dingin). Kemudian utk suhu tingginya pd SAE 50

Viskositas oli sintetis transmisi manual+gardan:
-single grade: SAE 90(transmisi/gardan
-SAE 140(gardan)

Multigrade:
-SAE 75W-90(T/G)
-SAE 80W-90(T/G)
-SAE 85W-90(T/G)
-SAE 75W-140(G)
-SAE 85W-140(G)
T: transmisi
G: gardan


Rumus mencari diameter venturi karburator

Untuk mencari diameter venturi karburator yg ideal sesuai kapasitas cc motor bisa di hitung dg rumus tersendiri;
Dv=0,65 x Sqr root[C x rpm]

Dv :diameter venturi
0,65 : konstanta/nilai tetapan
C :kapasitas silinder(liter)
Rpm :putaran mesin maximum yg di capai
Sqr root :akar kuadrat

Contoh; kita mau mencari ukuran diameter venturi yg cocok dg mesin dg spesifikasi sbb: 124,8cc(0,1248liter) dg Rpm maksimum yg di inginkan 7500 rpm.
Dv=0,65xsqrroot[0,1248x7500]
Dv=0,65xsqr[936]
Dv=0,65x30,5941
Dv=19,886mm
Dv=20mm(di bulatkan)


Jadi, mesin dg kapasitas 125cc dg rpm maksimal 7500rpm idealnya memakai karburator berventuri 20mm

Khusus utk mesin tipe kompetisi semisal motor special engine, motogp, gokart,drag race konstanta yg di pake adalah (0,9) karena rata-rata rpm maksimumnya bs mencapai 14000 rpm.


Membaca kode ban (tyre code)

Secara umum penulisan kode pada ban ada 2 macam; imperial&metric
-2.50-17 (imperial)
-80/90-17 (metric)
Cara bacanya:
*2.50 :lebar ban(dlm ''inch'')
1 inch=2,54cm
Tinggal kita kalikan 2,50x2,54=6,3cm
*Tinggi ban kita anggap sama dg lebar ban yaitu 6,3cm

Utk yg metric, kita ambil contoh
80/90-17M/C 48P
*80: lebar ban(satuan mm)/ 8cm
*90: rasio tinggi ban, hitungannya sbb:
80x90%=80x90/100 hasilnya adlh 72mm(7,2cm)
*17: diameter pelek(dlm 'inch')
17x2,54=43,18cm
*M/C: medium compound
H: hard (keras)
S: soft (lembut)
*P: kecepatan maksimal 150km/jam
*48: kode angka yg berarti ban tsb mampu membawa beban maksimal 180kg.

Selain itu pd ban jg tertulis 4 digit angka, misal 0810, Artinya: ban tsb di produksi pd minggu ke-8 tahun 2010 atau minggu ke-4 bulan Februari 2010
Pada umumnya masa usia ban sktar 2 - 3 tahun dari awal ban tsb di buat. Dengan begitu, kita bs mengetahui apakah ban yg kita beli di toko stok lama atau baru dg melihat kode 4 angka tsb.

Di bawah ini contoh kode angka beban maksimum (kg) :

* 30= 106, 31=109, 32=112,33=115, 34=118, 35=121, 36=125, 37=128,
38=132,39=136
* 40=140, 41=145, 42=150, 43=155, 44=160, 45=165, 46=170, 47=175,
48=180, 49=185
* 50=190, 51=195, 52=200, 53=206, 54=212, 55= 218, 56=224,57=230,
58=236, 59=243

Di bwah ini kode huruf utk kecepatan maksimum :
G=90km/jam
H=210km/jam
J=100km/jam
K=110km/jam
L=120km/jam
M=130km/jam
N=140km/jam
P=150km/jam
Q=160km/jam
R=170km/jam
S=180km/jam
T=190km/jam
U=200km/jam
V=240km/jam
W=270km/jam
Y=300km/jam


Menghitung Kapasitas Mesin
Kapasitas mesin ditunjukkan oleh volume yang terbentuk pada saat piston bergerak keatas dari TMB ke TMA, disebut juga sebagai volume langkah. Volume langkah dihitung dalam satuan cc (cm3). Rumus untuk menghitungnya adalah:


Volume langkah = luas lingkaran silinder x panjang langkah piston
= phi r2 x panjang langkah
= phi (1/2D)2 x panjang langkah
NB : phi = 3,14 r = jari2 D = diameter

contoh: spek jupiter MX
diameter x langkah = 54 x 58,7 mm

diubah dulu ke satuan cm, maka :
= 5,4 x 5,87 cm

dimasukkan rumus :
= 3,14 x (1/2.5,4)2 x 5,87
= 134,367822 cc
dibulatkan = 135 cc
 
 
*Hitung top speed motor*


Kebanyakan jarum penunjuk kecepatan di spidometer motor gk sesuai dg kenyataan. Biasanya melencengnya antara 10-20% dari kecepatan sesungguhnya.
Secara teori kita bisa menghitung kecepatan sepeda motor yg sesungguhnya dari spesifikasi motor.
Kita ambil contoh motor Kaze R;
Data spesifikasi sbb :
-reduksi primer®=21/64 atau 0,328
-persneling(Pr)=
1: 16/41 (0,390)
2: 18/30 (0,600)
3: 26/31 (0,839)
4: 30/28 (1,071)

Sproket(Sp): 13/44 (0,295)
Rpm: 8500
Keliling roda: diameter pelek + tinggi ban di kali 2
Misal pake ban ukuran 80/90-17
-tinggi ban=7,2cm
-diameter=43,18cm

Keliling rodanya adalah :
: 3,1416x[43,18+14,4]
: 3,1416x57,58
: 180,8933cm
Jd keliling rodanya(Kr) 1,8089m

Sekarang tinggal hitung kecepatan, rumusnya;
V=Rpm x R x Pr x Sp x Kr x 0,06
0,06 adlh konversi kecepatan dari meter/menit jd km/jam

Kita hitung kecepatan di gigi 4
V= 8500x0,328x1,071x0,295x1,8089x0,06
V=95,602 km/jam

Jadi kecepatan motor sbenarnya adalah 95,60 km/jam pd perseneling 4 pd rpm 8500
Jika selisih pengukuran di spidometer 20%, maka kecepatan yg tertera di spdometer menjadi 114,72 km/jam.
itu di dapat dari 95,60x20%=19,12
Jd tinggal menambahkan 95,60+19,12=114,72
Kemungkinan produsen sepeda motor sengaja melebihkan ukuran kecepatan utk keamanan pengendara.
 
 
Menghitung rasio kompresi motor

Menghitung rasio kompresi motor ada 2 macam yaitu penghitungan STATIS & Dinamis.
*Penghitungan rasio kompresi Statis di ukur tanpa memperhatikan kapan klep masuk+buang menutup bersama-sama.
Intinya, penghitungan di lakukan pd saat piston berada pad TMB ke TMA (Langkah piston) *Penghitungan DINAMIS (yg sebenarnya) di hitung pada saat klep masuk+buang menutup bersama-sama, pd saat itulah kita bs mengukur rasio kompresi motor yg sebenarnya.
pd mesin 2tak, pengukurannya di lakukan setelah ujung kepala piston melewati/menutup lubang buang.

Pd spesifikasi sepeda motor 4tak, penghitungan rasio kompresinya di hitung secara Statis, maka wajar saja, kompresi motor 4TAK lebih tinggi dari motor 2Tak.
Rumus rasio kompresi motor [Statik] adalah;
[volume silinder+volume ruang bakar] dibagi volume ruang bakar

Contoh, kita hitung rasio kompresi STATIS motor berkapasitas 124,8 cc, volume ruang bakarnya misal 15cc , hasilnya adalah:
Rc=[124,8+15] : 15
Rc=9,32
Jd perbandingan rasio kompresinya sebesar 9,3 : 1
Cara mudah menghitung volume ruang bakar dg cara kita tuangkan cairan ke kubah kepala silinder(ruang bakar) sampai penuh, setelah penuh kita tuang cairan yg ada di kubah kepala silinder ke dlm gelas ukur. Lalu kita lihat berapa volume cairan tsb.

Rumus rasio kompresi Dinamis
Rc= vrb+[R+L-{(R x cos Q)-(L x sin(arc cos(R x L x sin Q)))}] dibagi vrb

Rc=rasio kompresi
R=stroke/2
L=pnjang setang piston
Q=180-(klep in mnutup) dlm derajat
Klo mau mencoba menghitung, see this link http://www.wallaceracing.com/dynamic-cr.php

cmiiw
 
 
BoreUp, perhatikan knalpot

Meningkatkan kapasitas mesin lewat Bore up, ibarat membesarkan volume lambung buat mencerna makanan. Artinya, sisa pencernaan mesin pengeluaran hasil sisa pembakaran lebih lancar. Dalam proses perancangan knalpot bergantung pd beberapa hal, di antaranya; putaran mesin, diameter klep buang & durasi bukaan katup (valve timing)
Dalam rumusan versi Graham Bell dlm buku [four stroke performance tuning] di dpt Rumus sbb:
P=((850xED) : RPM)-3

Ket:
P: panjang pipa leher knalpot dlm inci
RPM: putaran mesin yg di inginkan
ED: 180+durasi bukaan katup sebelum titik mati bawah (TMB)

ID={SQRT[CC : (P+3) x 25]} x 2,1

Ket:
SQRT: akar kwadrat
ID: diameter pipa (satuan inci)
CC: kapasitas silinder dlm cc
P: panjang pipa leher knalpot (dlm satuan inci)

1 inci=2,54cm

Terkadang, meski dimensi knalpot sudah sesuai dg perhitungan namun karakter tenaga dan torsi tdk spt di inginkan. Misal mau torsi puncak pd 10.000RPM, tp kenyataannya di dpat pd 11.000RPM, mengatasinya dg mengurangi diameter leher knalpot skitar 0,125inci.

Memainkan panjang pendek leher knalpot berpengaruh pada karakter Power ,memperpanjang leher knalpot 4 inci akan menggeser powerband di putaran menengah, di RPM maksimum bakal tertahan. Begitu juga sebaliknya


Pemasangan ring piston yg benar


Pemasangan ring piston yg tdk benar dpt menyebabkan suara berisik bahkan menyebabkan permukaan silinder tergores. Untuk itu di perlukan ketelitian dalam pemasangan ring piston.
Untuk motor 4Tak, ring piston ada 3 macam, yaitu 2 ring kompresi, 1 ring oli.
Pemasangan ring oli di letakkan di alur piston paling bawah.ring oli gunanya agar mencegah oli mesin masuk ke ruang bakar, shg oli mesin tidak ikut terbakar selama proses pembakaran. Jika oli mesin ikut terbakar bisa menimbulkan asap putih di knalpot.
Secara umum, ring kompresi sepeda motor umumnya ada 2 buah, baik 4tak maupun 2tak.
Kedua ring tsb tdk boleh di pasang sembarangan.
-Ring yg agak tebal bertuliskan 1N/1T/1R di pasang di alur paling atas
-Ring yg agak tipis 2N/2T/2R di pasang di alur nomer dua.
catatan: Tulisan tanda merk di ring piston harus dpt terbaca dari atas
*Pada pinggir ring trdpt semacam alur kecil. Celah ring piston tidak boleh segaris.


Untuk mesin 2tak harus di pasang sedemikian rupa sehingga pengunci ring yg trdapat pd alur piston (trdpt tonjolan kecil) tepat pd lubang ring.
Pengunci tersebut berfungsi utk mencegah agar ring piston tdk mudah bergeser waktu mesin bekerja. Jika ring piston bergeser, ring dapat tersangkut pada lubang bilas maupun lubang buang pd dinding silinder. Akibatnya ring piston bs patah & menggores dinding silinder.
Fungsi ring piston adalah mencegah kompresi motor agar tdk bocor.
Jika kompresi bocor, power motor menurun. Lari motor terasa berat. 
 
 
UKURAN SPUYER STANDAR PABRIK BERBAGAI MERK MOTOR

[Image: honda.jpg]
[Image: suzuki.jpg]
[Image: yamaha.jpg]
[Image: kawaknkymco.jpg]


Sumber: punic.wordpress.com
 
 
 



Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar